Welcome To My Blog! Please enjoy ;)

Monday, January 10, 2011

a conveyed desire

gak diangkat..
hmm reno masih marah rupanya.
bruukk.. aku menjatuhkan diri ke kasur.. mencoba memejamkan mata untuk melupakan semuanya sejenak.
aku sudah pasrah. masalahku kini terlalu banyak. reno, pacar sekaligus tempat ku bersandar, kini telah mengkhianatiku. haahh.. seperti orang tua saja aku ini.
aku beranjak dari kasur. mengambil tas, handphone, dompet dan kunci mobil. serta beberapa baju.
aku segera menuju pintu.
praaannggg!!!
suara piring pecah. lagi-lagi mereka..
"sudah kubilang! jangan ada yang pergi sebelum ada ijin dari aku!!!"

"kamu nggak pernah ijinin aku untuk bertemu dengan keluargaku! jelas saja aku kabur!!! mulai hari ini kita pisah!! cerai!!!"
"nggak!! nggak ada kata pisah!! kecuali mati!!" ayah langsung mengambil pisau.

takut.. aku sangat takut. kakiku bergetar. air mata sudah berkumpul di pelupuk mata.
tapi aku tersadar, bukan rara namanya kalo nangis. kuhapus air mata ku yang hampir jatuh. aku memberanikan diri membuka pintu, berlari menuju pintu belakang.
"rara, mau kemana kamu?!" suara ayah begitu meleking hingga keseluruh penjuru rumah.
aku hanya menatap ayah, lalu menatap ibu yang wajahnya sudah dipenuhi lebam-lebam. kuurungkan niatku untuk pergi dari rumah.
wajahku merah padam. aku berada diantara orang-orang gila. pikirku.
pikiranku kosong seketika. aku berlari menuju ayah. kugunakan kemampuan bela diri ku. hingga tangan ayah terpelintir. tapi ayah mengelak dan segera memukul pelipisku. berdarah..
akal sehatku semakin hilang. sudah tidak terpikirkan lagi siapa beliau. tidak terpikirkan lagi apa posisiku.
dengan cepat tangan ku mendarat tepat di ulu hati ayah. lalu segera kuputar tangan kirinya yang sedang menggenggam pisau. dan.. dengan cepat pisau itu tertancap tepat di perut sebelah kiri.
rupanya ayah masih melawan. ia menjambak rambutku,"aaaaarrgghhh" jeritku.
kudorong tangan kiri ayah sekuat tenaga. pisau pun terus menjalar menuju perut sebelah kanan..
terbuka lebar.. ya isi perutnya keluar dan terjatuh. ayah pun ikut terjatuh. kudengar teriakan ibu yang sangat memilukan
tubuhku berlumuran darah.. bukan darahku.. tapi darah ayah.
aku menatap ayah beserta isinya dengan tatapan kosong. hampa
plaaakk. sebuah tamparan keras mendarat di pipiku,"apa yang kamu lakukan rara?! kamu telah membunuh ayah!!!" teriak ibu sambil mengguncangkan tubuhku.
aku semakin kesal,"ibu masih saja membela laki-laki yang telah menyiksa ibu, bahkan hampir membunuh ibu??? otak ibu dimanaa???" kataku. semakin ngawur saja pikiran ini.
"jaga omongan kamu rara!!!!"
jleb. pisau sudah mendarat di tubuh ibu. kulepaskan kembali.
"kamu..rara....aa.." jleb. kutusukkan lagi. kulakukan berkali-kali hal itu.
darah pun 'berserakan' dimana-mana. bahkan diwajahku. kulihat sekeliling.
mereka orangtua ku. aku telah membunuh mereka. apa yang telah kulakukan?
aku terdiam sejenak. tidak. ini sangat mengasyikkan. mereka telah tiada dan beban masalah ku berkurang satu. masih ada masalahku dengan reno, sahabatku oca dan masalah dengan guru kimia ku, pak hadi.

"hmm.. ini sangat menarik. hahahahaha" aku tertawa. sangat lepas. segera aku keluar menuju mobil. dalam keadaan tubuh yang masih berlumuran dengan darah.
kutancapkan gas mobil dengan kecepatan penuh. menuju rumah reno.

tentu kalian tahu apa yang akan kulakukan selanjutnya bukan?


****

1 comment: